Banjir Agara Akibat Maraknya Pengrusakan Hutan
Banda Aceh, Pemerintah Aceh menggelar rapat penanggulangan banjir bandang di Kabupaten Aceh Tenggara (Agara). Rapat yang diikuti sejumlah Kepala Satuan Kerja Pemerintah Aceh (SKPA) dan pemangku kepentingan lainnya itu, dipimpin Asisten II Setda Aceh, dr Taqwallah, M.Kes. Turut hadir istri Plt Gubernur Aceh, Dyah Erti Idawati.
Rapat tersebut membahas tindak lanjut temuan permasalahan yang diperoleh Dyah Erti saat mengunjungi lokasi banjir bandang Agara pada 20 Januari 2019. Rapat berlangsung di rumah dinas Wakil Gubernur Aceh kawasan Blang Padang, Banda Aceh, Rabu (23/1).
Selain membantu para korban, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh juga mempersiapkan upaya penanganan banjir agar bencana serupa tidak terulang lagi. Dyah Erti melaporkan, banjir bandang yang sudah ketiga melanda wilayah Agara sejak akhir Desember 2018 lalu, menimbulkan dampak cukup luas, sehingga memutuskan beberapa akses mobilitas masyarakat.
Menurutnya, saat ini yang dibutuhkan masyarakat Bumi Sepakat Segenep itu bukan hanya bantuan sandang dan pangan, tapi solusi dari pemerintah dalam penanggulangan bencana banjir agar tidak berkelanjutan.
Dikatakan, salah satu faktor terbesar bencana banjir di Agara disebabkan maraknya penebangan pohon dan pengrusakan hutan yang telah terjadi sejak 20 tahun lalu. Dyah Erti juga menyoroti selama ini tidak ada penempatan polisi hutan di area hutan wilayah Agara.
“Kalau ada penebangan diusulkan dilakukan penghijauan kembali. Penebangan kayu hutan dipastikan tidak seluruhnya dilakukan oleh perusahaan, tapi juga dari masyarakat,” ujar Dyah Erti yang juga Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Aceh.
Selain itu, proyek bronjong yang dibangun selama ini di Daerah Aliran Sungai (DAS) belum berjalan efektif. Kemudian, berdasarkan laporan Wakil Bupati Agara, dari 16 kecamatan di kabupaten tersebut, 11 di antaranya menjadi langganan banjir. Karenanya, diinstruksikan TP-PKK Agara agar mengoptimalkan penyaluran bantuan kepada masyarakat.
“Lahan pertanian juga terdampak akibat terjangan banjir. Kemudian, untuk rumah hilang akan saya usulkan langsung pada Plt Gubernur Aceh untuk mengadakan bantuan rumah. Puluhan warga yang rumahnya rusak sampai saat ini harus menumpang di rumah saudara masing-masing,” kata Dyah.
Setelah kunjungannya beberapa waktu lalu ke lokasi banjir Agara bersama Kadis Sosial Aceh, Alhudri, Dyah berharap segera ada tahapan rehab-rekon secara cepat oleh setiap pemangku kepentingan terkait. Selain itu, ia juga mengimbau agar masyarakat Agara yang berada di Banda Aceh supaya berada di barisan terdepan dalam mempehatikan penyelesaian masalah banjir di daerahnya.
Tindak lanjut
Menanggapi laporan istri Plt Gubernur Aceh itu, beberapa Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) yang bertanggungjawab dalam penanganan banjir di Agara, memaparkan tindak lanjut yang akan segera dilakukan.
Perwakilan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I, Azrian mengatakan, pihaknya telah mengirim bantuan dan melakukan upaya penanggulangan ke Agara sejak musibah banjir pertama sampai ketiga. Salah satu upaya penanggulangan tersebut adalah distribusi kantong pasir di kawasan aliran sungai. Selain itu, pihaknya akan melakukan normalisasi alur Lawe Natam.
Perwakilan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) I Aceh, Emil Efendi mengatakan, untuk pelaksanaan pembangunan tiga jembatan yang rusak akibat banjir di Agara, pihaknya telah memasukkan dalam program tahun 2019.
Dinas Pengairan Aceh mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk upaya normalisasi dan pemulihan aliran sungai, sementara Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Syaridin menyebutkan, pihaknya telah menggalang dana bantuan dengan jumlah Rp200 juta. Dana tersebut akan difokuskan untuk bantuan kebutuhan pendidikan, seperti pakaian sekolah, sepatu, tas, buku tulis dan beberapa kebutuhan lainnya.
Menanggapi persoalan kesehatan masyarakat di wilayah banjir, Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dr Hanif mengungkapkan, pihaknya telah mengirim dua kali tim pengobatan ke Agara dan membawa bantuan kesehatan yang dibutuhkan. Saat ini, fasilitas kesehatan di Tanah Alas tersebut hanya satu yang mengalami kerusakan selebihnya masih berfungsi normal.
Terkait kerusakan pada lahan pertanian, pihak Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh sudah menyediakan bibit untuk disalurkan kepada para petani.
Nanti, bibit tersebut dapat dimanfaatkan untuk penanaman kembali. Saat ini sedang didata jumlah petani yang akan menerima bantuan bibit tersebut. Dinas Pangan Aceh akan terus mengirim bantuan kebutuhan pangan kepada masyarakat yang terdampak musibah banjir bandang di Agara.
Menanggapi paparan para perwakilan SKPA itu, Dyah Erti berharap semua niat baik segera dilaksanakan untuk penanggulangan banjir sekaligus menjawab segala keluh kesah yang disampaikan masyarakat Agara kepada Pemerintah Aceh.
Sumber: http://harian.analisadaily.com/aceh/news/banjir-agara-akibat-maraknya-pengrusakan-hutan/682702/2019/01/24