Komisi V DPR Dorong Program Monumental di Provinsi NTT
Dalam kunjungan kerja reses Tim Komisi V DPR mengunjungi beberapa program yang dianggap monumental di Kabupaten Kupang dan rencana pembangunan Bendungan Raknamo, pembangunan Jalan Poros Tengah, serta penyelesaian program pembangunan Bendung Linamnutu di Timor Tengah Selatan (TTS) Provinsi Nusa Tenggara Timur.
"Program-program monumental tersebut kita kawal dan kita dorong," tutur Fary Djemy Francis, ketua Tim rombongan Komisi V DPR disela kunjungannya di Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (12/3).
Fary meminta agar pembangunan Bendung Linamnutu segera diselesaikan, Komisi V akan mendukung anggaran sesuai yang dibutuhkan. Kucuran dana infrastruktur secara keseluruhan di NTT cukup besar, signifikan. Tinggal bagaimana memanfaatkan dana itu.
"Yang penting bagaimana supaya dorongan program yang sudah dikucurkan anggaran yang cukup besar jangan sampai tidak dapat dimanfaatkan langsung," tutur Fary.
Sementara itu Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara II Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PU, Charisal A. Manu dihadapan anggota Komisi V DPR menjelaskan bahwa Bendung Linamnutu adalah bendung terpanjang di Indonesia.
Tujuan pembangunan Bendung Linamnutu adalah mengoptimalkan pasokan air dari Sungai Noelmina untuk keperluan irigasi pada areal persawahan Daerah Irigasi Bena seluas 3500 ha dengan debit pengambilan bendung 7 meter kubik per detik dan meningkatkan produksi pangan untuk mendukung ketahanan pangan regional maupun nasional.
Sumber air Daerah Irigasi Bena adalah Sungai Noelmina yang memiliki debit rata-rata lebih kurang 1.252 meter kubik per detik. Lokasi pembangunan Bendung Linamnutu terletak di Desa Linamnutu, Kecamatan Amanuban Selatan Kabupaten TTS.
Sumber dana pembangunan bendung ini berasal dari APBN murni dilaksanakan dengan kontrak tahun jamak dengan komposisi penganggaran selama tiga tahun dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015. Dana kontruksi sebesar Rp 85 miliar, sedangkan dana supervisi sebesar Rp 3,9 miliar.
Manfaat dan dampak terbangunnya bendung ini yang didukung dengan ketersediaan air Sungai Noelmina akan dapat mengairi persawahan teknis Daerah Irigasi Bena seluas 3500 ha yang jika diproyeksikan terhadap produksi padi per ha lebih kurang 4 ton dengan indeks pertanaman 200 persen, diharapkan total produksi gabah kering giling per tahun mencapai 28.000 ton, meningkat dari rata-rata 4.568 ton per tahun sebelum dilakukan pembangunan kembali.
"Sementara progres fisik sampai dengan bulan Februari 2014 sebesar 40 persen dan 70 persen sampai akhir tahun, tahun 2015 pembangunan Bendung Linamnutu diharapkan sudah selesai," tegas Roga panggilan akrab Kepala BWS NT II. (am)
Sumber : pu.go.id