Penanganan Pantura Pasca Banjir
Kementerian Pekerjaan Umum saat ini tengah melakukan pekerjaan permanen dalam penanganan pantura, khususnya pasca banjir. Jalur pantura dengan panjang sekitar 1.300 km memang memerlukan penanganan lebih, mengingat lalu lintas di jalur tersebut telah melebihi kapasitas jalan. Demikian disampaikan Kepala Pusat Komunikasi Publik Danis H Sumadilaga saat diwawancara Radio Elshita, Jumat (7/3).
"Intensitas hujan di jalur Pantura saat ini relatif mulai berkurang seperti Subang dan Pamanukan. Sehingga di beberapa titik mulai kering. Kami juga sudah memulai pekerjaan permanen pada minggu pertama Bulan Maret ini," ujar Danis.
Lebih lanjut dikatakannya, sebelumnya pasca banjir telah dilakukan penangananan tanggap darurat dengan penutupan lubang sementara agar jalan fungsional dan tidak terjadi kecelakaan. Dengan cuaca yang masih berubah, pekerjaan penanganan jalan tetap di lakukan saat tidak turun hujan.
Pekerjaan penutupan lubang terbanyak dilakukan di Jawa Tengah yakni Batang, Kendal, Pati dan Kudus yang mencapai 150 km, di Jawa Barat sepanjang 40 – 50 km, dan di Jawa Timur sekitar 20 km. Pekerjaan permanen saat ini proses membuat perkerasan kaku atau yang dikenal masyarakat dengan pembetonan.
Ditegaskannya, tidak tepat jika Kementerian PU dikatakan tidak sungguh-sungguh dalam bekerja. Mari kita lihat, Pantura sepanjang 1.300 km dari segi lalu lintas maupun berat muatan yang dibawa telah melebihi kapasitas. Jalan tidak mampu menahan beban mencapai 20 – 30 ton MST (Muatan Sumbu Terberat) yang seharusnya 10 MST.
Sementara itu, inforasi jalan nasional dapat dipantai dengan sistem online baik mengenai kondisi dan penanganan jalan. Hingga kini, kondisi jalan nasional di Indonesia sekitar 90% dalam kondisi baik walaupun di beberapa titik terdapat kerusakan. (ind)