Pengelolaan Sumber Daya Air Sebagai Pilar Ketahanan Air, Pan
Direktur Penatagunaan Sumber Daya Air (PSDA) Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Arie Setiadi Moerwanto menegaskan pentingnya menyimpan air di musim hujan. Air tersebut nantinya dapat digunakan di musim kemarau. Oleh karena itu perlu pembangunan penampungan air seperi waduk, embung dan situ-situ. Demikian disampaikannya pada temu wartawan, Kamis (5/7) di Jakarta.
Di Indonesia terdapat 284 unit bendungan besar dengan kapasitas 12,4 miliar m3. Sedangkan yang dikelola Kementerian PU sejumlah 257 unit bendungan besar dengan kapasitas tampungan 6,1 miliar m3.
“Potensi ketersediaan air di Indonesia. Potensi 3,9 miliarm3 per tahun. Rata-rata 16.000 m3 per kapita. Rasio kapasitas tampung kita masih rendah. Artinya kita sangat bergantung pada iklin. Ditjen Sumber Daya Air selalu memantau kondisi waduk dan situ setiap 10 hari,” tambah Arie.
Kondisi air dapat diketahui berdasarkan data dan prediksi. Berdasarkan data dapat dilihat data kondisi waduk dan penampungan air. Sedangkan berdasarkan prediksi dengan flood and drought early warning system.
Kesiapsiagaan Ditjen SDA - Kementerian PU dalam antisipasi kekeringan dengan penyediaan prasarana dan peningkatan keandalan sumberdaya air, pengelolaan air dengan penyusunan alokasi air, pemberdayaan petani, serta penanggulangan Bencana Kekeringan seperti penyediaan pompa, suplai air bersih, koordinasi antar lembaga.
Beberapa pembangunan waduk yakni Pembangunan Waduk Jatigede (Jawa Barat) dengan Fluktuasi debit di sungai Cimanuk yang tercatat dengan Qmax = 1.004 m3/s dan Qmin = 4 m3/s. Lahan kritis DAS Cimanuk telah mencapai 110.000 Ha atau 31% dari luas DAS Cimanuk. Potensi Air DAS Cimanuk sebesar 4.3 milyar m3/tahun hanya dapat dimanfaatkan 28%, sisanya terbuang ke laut karena belum ada Waduk. Sistem irigasi seluas 90.000 Ha sepenuhnya mengandalkan paso-kan air dari sungai Cimanuk.
Pembangunan Waduk Karian (Banten) Lahan yang dibebaskan seluas 2.270 hektar memasok air baku, perkotaan dan industri di kota tanggerang dan Banten sebesar 9.1 m3/s. Untuk tambahan air irigasi pada Daerah Irigasi Ciujung sebesar 23.000 Ha. Waduk ini berkapasitas 219 juta m3 dengan debit air sekitar 14,6 m3/s, dan diperkirakan akan memakan waktu pembangunan 3 hingga 4 tahun. Proyek Waduk Karian, Banten senilai US$ 196 juta atau sekitar Rp 1,7 triliun tahun ini.
Pembangunan Waduk Pandanduri (NTB) Penyediaan air untuk lahan irigasi total 10.350 hektar dari lahan non teknis menjadi teknis.. Meningkatkan produksi beras dari 3,5 ton per hektar menjadi 6 ton per hektar. Areal genangan seluas 306,5 hektare dengan dana sebesar Rp 81,02 miliar rupiah. Melayani areal sawah dengan luas total 5.168 ha pada sistim Sungai Palung (DI Pandanduri 2.511 ha dan DI Suwangi 2.657 ha). Berkurangnya debit banjir di sungai bagian hilir bendungan dari debit puncak 1.517,94 m3/det untuk debit banjir PMF menjadi 1.170 m3/det, debit yang keluar dari spillway.
Pasokan air selain untuk kebutuhan rumah tangga dan irigasi juga diperlukan sebagai pasokan energy listrik. Kebutuhan tenaga listrik nasional diperkirakan akan meningkat hingga 8 kali dari 124 TWh (2005) s/d 970 TWh (2030). PLTA sebagai alternatif sumber energi dalam rangka pengurangan emisi gas rumah kaca untuk upaya mitigasi perubahan iklim nasional. Pemanfaatan tenaga air hingga 32 GW pada tahun 2030 diperkirakan emisi gas dapat diturunkan sebesar 260 MtCO2e. Rencana pengembangan PLTA 2010-2019 yakni Indonesia Barat sebesar 1.242,5 MW, Indonesia Timur sebesar 716,3 MW dan Jawa Bali sebesar 3182 MW.(ind/dnd)