Asap Kembali Selimuti Barat-Selatan Aceh
* Terdapat 35 Titik Api
MEULABOH - Sebagian besar kabupaten/kota di kawasan pantai barat-selatan Aceh sejak beberapa hari terakhir dilaporkan kembali diselimuti kabut asap tebal, akibat maraknya pembakaran lahan menyebabkan aktivitas warga terganggu.
Berdasarkan data yang diperoleh Serambi dari Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara Cut Nyak Dhien Nagan Raya menyebutkan, sepanjang Selasa (11/3) kemarin sedikitnya terdapat 35 titik api (hot spot) yang tersebar di kawasan Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Abdya, Aceh Selatan hingga Kota Subulussalam.
“Penyebaran kabut asap yang terjadi di kawasan pantai barat selatan Aceh ini sangat membahayakan kesehatan warga, karena bisa menyebabkan infeksi saluran pernafasan atas (Ispa) serta menyebabkan iritasi mata,” kata Kepala Stasiun BMKG Bandara Cut Nyak Dhien Nagan Raya Edi Darlupti menjawab Serambi, Selasa siang di Nagan Raya.
Ia menilai kabut asap akibat pembakaran lahan ini benar-benar mengganggu jarak pandang dan pernafasan warga yang berada di jalan raya. Karena itu ia mengimbau masyarakat yang beraktivitas di luar rumah supaya menggunakan masker penutup hidung dan mulut. “Kami akan terus melakukan pemantauan melalui satelit terkait pembakaran lahan,” tambahnya.
Sementara itu kabut asap yang terjadi di kawasan ini membuat masyarakat di Aceh Barat mengeluh. “Harusnya segera ada penanganan. Jangan biarkan persoalan kabut asap ini terus terjadi dan pelaku pembakaran lahan bisa seenaknya membakar hutan. Mereka harus ditangkap,” kata Adi warga Drien Rampak, Meulaboh, kepada Serambi, Selasa siang kemarin.
Kadis Kehutanan dan Perkebunan (Kadishutbun) Aceh Barat, Nasrita yang ditanyai Serambi, Selasa (11/3) mengatakan, kabut asap yang terjadi pada Selasa cukup parah dan hampir seluruh ruas jalan dalam kota diselimuti asap. Pihaknya sudah memerintahkan tim Polhut ke lapangan guna memastikan sumber kabut asap tersebut.
“Sudah saya perintahkan Polhut dan Pamhut turun, kita lakukan verifikasi dulu, apa itu berasal dari lahan masyarakat atau lahan kebun milik perusahaan,” kata Nasrita. Ia mengimbau warga untuk tidak main bakar lahan bila ke kebun sebab kabut asap yang melanda ini dapat menyebabkan iritasi mata dan mengganggu pernafasan.
Kabid Kedarutan dan Logistik dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat, Dedek Arisman ditanyai kemarin, mengakui kabut asap cukup tebal terutama dalam kota. Namun sejauh ini kebakaran lahan yang menyebabkan asap masih jauh dari pemukiman penduduk. “Kalau sudah mendekati rumah penduduk langsung kita turun. Ini jauh dan sulit dijangkau dengan armada kebakaran,” kata Dedek.
Beberapa warga Meulaboh menambahkan, kebakaran lahan yang terjadi di Aceh Barat tidak henti-hentinya dan selama ini tidak pernah ditanggulangi permanen. “Seharusnya ditangkap pelaku yang membakar lahan itu sebab sudah menyebabkan orang lain bahaya akibat asap,” harap Budi, warga Meulaboh.
Sumber: aceh.tribunnews.com