Delapan Lubang di Bendung Karet Berhasil Ditambal
BANDA ACEH - Kebocoran bendung karet di Krueng Aceh, Lambaro, Aceh Besar, sudah ditambal pihak PDAM Tirta Daroy Banda Aceh bersama tim dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I. Ada delapan lubang yang harus ditambal, agar bendung karet tersebut bisa difungsikan kembali.
Direktur Teknik PDAM Tirta Daroy, Irwandi mengatakan, meski sudah dilakukan penambalan, namun bendung karet tersebut tak bisa dioperasikan secara maksimal, mengingat kondisi bendung yang sudah tipis dan rentan bocor jika terkena benda-benda keras yang terbawa arus sungai.
“Karet bendung sudah tipis dan sangat rentan bocor kembali jika tertusuk kayu atau benda-benda keras lainnya. Karena itu, kami tidak bisa mengoperasikannya secara maksimal,” jelasnya kepada Serambi, saat meninjau bendung karet bersama Kepala Dinas PUPR Kota Banda Aceh, Jalaluddin, Sabtu (10/10/2020).
Pihak PDAM Tirta Daroy, kata Irwandi, semua memperkirakan jumlah kebocoran ada di lima titik. Namun setelah dicek, ternyata ada delapan titik yang mengalami kebocoran. Seperti dilipatan mau pun di tengah bendung. “Alhamdulillah, semua kebocoran sudah ditambal. Tapi kami tidak bisa mengisi angin ke dalam bendung secara maksimal, takut tempelannya robek kembali,” terangnya.
Dikatakan, bendungan karet itu sudah beberapa kali ganti karet. Namun karet yang diganti tidak setebal pada awal dibangun, sehingga masa pakainya menjadi terbatas. Irwandi menyebutkan bahwa kebocoran setiap tahun terjadi akibat tertusuk benda-benda keras yang dibawa air sungai.
“Kita berharap, persoalan ini bisa segera teratasi sehingga stok air baku untuk kebutuhan air bersih bagi pelanggan PDAM Tirta Daroy dan Tirta Mountala Aceh Besar tetap tersedia dengan baik,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Kota Banda Aceh, Jalaluddin mengatakan, Pemko Banda Aceh sudah menyampaikan persoalan bendung karet tersebut ke Kepala BWS Sumatera I, Djaya Sukarno. Hal itu disampaikan, ketika mereka meninjau kondisi bendung karet yang ada di Krueng Aceh, beberapa waktu lalu.
”Sebenarnya pihak BWS Sumatera I sudah mengajukan permohonan pembangunan bendung baru. Namun karena pandemi Covid-19, anggaran pembangunan bendung terkena program refocusing Kementerian PUPR, sehingga pembangunannya terpaksa ditunda,” terang Jalal.(her)
Sumber: aceh.tribunnews.com