Diskusi Panel JFCC: Tantangan dan Peluang Investasi dalam Pengelolaan Sumber Daya Air Berkelanjutan
Kolaborasi antara sektor publik dan swasta sangat penting dalam mengatasi tantangan air yang kompleks khususnya di wilayah perkotaan. Kolaborasi ini salah satunya diwujudkan dengan investasi pada infrastruktur air.
Diskusi Panel Jakarta Foreign Correspondents Club (JFCC) bertajuk “Policy, Technology, and Investment Opportunity in Water Resources Management” di Jakarta (4/7/2023), mendatangkan pemangku kepentingan terkait untuk membahas lebih dalam persoalan tersebut. Sebanyak 43 orang media lokal dan 12 orang anggota JFCC menghadiri diskusi panel ini.
Adapun panelis dalam diskusi tersebut, antara lain Staf Khusus Kementerian PUPR Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air Firdaus Ali, Direktur Umum Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Usman Kansong, Direktur Asia Pasifik dan 10th World Water Forum YoonJin Kim, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Shinta Kamdani, Direktur Perum Jasa Tirta II Imam Santoso, dan Direktur Government Affairs Danone Indonesia Rachmat Hidayat.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang diwakili oleh Staf Ahli Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja mengatakan dalam sambutannya bahwa masalah air di perkotaan semakin mengkhawatirkan. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan langkah-langkah politik karena masalah air adalah masalah kebijakan; “Water is politics”.
Penyelenggaraan Panel JFCC menjadi kesempatan untuk berdiskusi dan melaporkan visi Indonesia sebagai tuan rumah di World Water Forum ke-10 dengan harapan menghasilkan rekomendasi yang bisa menjadi bahan rujukan dan bermanfaat bagi semua.
Kebijakan Publik untuk Menarik Investasi
Sementara itu, sektor swasta seperti APINDO, Perum Jasa Tirta II dan Danone Indonesia sepakat bahwa keterlibatan banyak pihak diperlukan utnuk mengatasi permasalahan air. Terlebih lagi pemerintah, yang memiliki tanggung jawab untuk menciptakan kerangka kebijakan yang mendukung dan mendorong investasi yang berkelanjutan dalam sektor air.
“Dalam konteks kemitraan sektor publik dan sektor swasta dan untuk menarik minat investasi, kita membutuhkan mekanisme regulasi dan insentif,” kata Direktur Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Shinta Kamdani.
Menurutnya, sektor swasta berperan besar dari hulu ke hilir dan oleh karena itu, kemitraan harus dibangun bersama pemerintah dan swasta. Namun, kemitraan ini menghadapi sejumlah tantangan yang perlu menjadi perhatian bersama.
Tantangan pertama, berkaitan dengan trust atau kepercayaan. Kedua, bagaimana kemitraan publik-swasta menghasilkan model yang menguntungkan semua pihak. Ketiga, bagaimana agar kemitraan tersebut berlangsung secara berkesinambungan dan jangka panjang. Dengan demikian, diperlukan pemahaman yang mempertimbangkan kedua pihak.
Peran Penting World Water Forum
Melihat pentingnya pembahasan masalah pembiayaan infrastruktur air, kolaborasi antar pihak sangat diperlukan. Tak hanya pemerintah dan sektor swasta, tetapi juga media yang juga penting dalam mengangkat isu terkait air.
Direktur Regional Asia Pasifik World Water Forum ke-10, YoonJin Kim, mengungkapkan bahwa saat ini penting bagi negara di dunia untuk meningkatkan inovasi dan pengembangan sumber daya air melalui kondisi politik yang bisa mengoptimalkan pemecahan permasalahan air global.
Maka dari itu, World Water Council mendorong seluruh negara di dunia untuk bekerja sama dalam membentuk pemahaman yang lebih baik mengenai isu air secara global. YoonJin menegaskan, World Water Forum bisa menjadi langkah untuk membentuk solusi praktis bagi setiap sektor dan regional, melalui data dan juga teknologi.
World Water Forum ke-10 mendatang memiliki peran besar dalam mengatasi tantangan pembiayaan infrastruktur air serta mendorong kolaborasi internasional. Forum ini akan menjadi wadah yang strategis untuk mengidentifikasi dan mengatasi hambatan-hambatan dalam persoalan air.
SUmber: pu.go.id