Groundbreaking Pembangunan Waduk Karalloe, Sulawesi Selatan
Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto melakukan Groundbreaking pembangunan Waduk Karalloe, di lapangan sepak bola desa Garing, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa, Selasa (4/3). Waduk terbesar ini akan mengaliri dua kabupaten di Sulsel, yakni Kabupaten Gowa dan Kabupaten Jeneponto. Waduk ini juga kelak akan dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Selain itu, Waduk Karalloe juga dapat mengairi persawahan dan sumber air bersih baik Kabupaten Jeneponto maupun Kabupaten Gowa. Turut hadir dalam kegiatan groundbreaking pembangunan waduk Karaloe tersebut adalah Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo ,Direktur Jenderal Sumber Daya Air Mohammad Hasan, Direktur Sungai dan Pantai Pitoyo Subandrio.
Karena itu, Kabupaten Gowa menjadi tempat penampungan air dan Jeneponto akan merasakan langsung ketersediaan air baku dari waduk ini. Menteri PU, Djoko Kirmanto dalam sambutannya mengatakan, jika Waduk Karalloe telah selesai dibangun, maka akan memiliki keuntungan ketersediaan air tanah akan naik, memiliki potensi wisata dan listrik. "Karena tanpa air kita tidak dapat berbuat banyak," jelas Djoko Kirmanto. Dikatakannya, keberadaan Waduk Karalloe tersebut dapat mendukung Sulawesi Selatan menjadi lumbung padi di Indonesia. Sehingga secara tidak langsung income per kapita petani juga akan meningkat.
Meskipun demikian, Djoko Kirmanto, meminta dalam pembangunan Waduk Karalloe ini tetap memperhatikan aspek lingkungan. Selain itu, dia meminta pemerintah daerah dan masyarakat untuk membantu terwujudnya pembangunan Waduk Karaloe. Selanjutnya, sebagai upaya jangka panjang dalam menjaga fungsi bendungan dan kondisi daerah aliran sungainya agar terjaga dengan baik,maka diperlukan upaya sejak dini untuk melaksanakan upaya-upaya non struktur atau non teknis, seperti kegiatan penghijauan serta kegiatan konservasi, mendorong peran serta masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan agar manfaat Bendungan Karalloe ini dapat terus berlangsung dan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan-Jeneberang Agus Setiawan, mengungkapkan, sejak tahun 1980 Kementerian PU telah melakukan studi dan survei pengembangan sumber daya air di daerah aliran sungai (DAS) Kelara Karalloe. "Dari hasil survei tersebut, perlu dibangun sebuah waduk yang bisa mengairi persawahan di Jeneponto," jelasnya. Agus Setiawan menambahkan, Waduk Karaloe mampu mengairi persawahan seluas 10.000 Ha. Sedangkan untuk penyediaan air baku Kota Jeneponto sebesar 440 liter per detik. Sasarannya adalah untuk menambah cadangan air, meningkatkan luas tanam dari 4.000 Ha menjadi 7.004 Ha. Sehingga, peningkatan intensitas tanam dari 150 persen menjadi 250 persen, untuk tanaman Padi-Palawija yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
Dijelaskannya, proyek tersebut dimulai pada tanggal 18 Desember 2013 dan akan selesai pada tanggal 28 Desember 2017. Proyek Waduk Karalloe ini dikerjakan oleh PT. Nindya Karya yang menelan anggaran Rp508 Miliar dari dana APBN. Sementara, tinggi bendungan mencapai 81 meter, sedangkan puncak bendungan 325 meter, panjang mercu pelimpahan 100 meter, panjang terowongan 230 meter dengan diameter terowongan 3 meter. "Sedangkan luas genangan bendungan mencapai 160 Ha. Bendungan atau waduk ini nantinya mampu menampung air hingga 32 juta meter kubik dan mengalirkan 1262 meter per kubik per detik," jelas Agus Setiawan. (dan/kur datinsda)
Sumber : sda.pu.go.id