Menteri PU Buka Konvensi IFAWPCA ke-41
Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto didampingi Kepala Badan Pembinaan Kontruksi Hediyanto W Husaini dan ketua Asosiasi Kontruksi (AKI) Sudarto, hari ini (3/3) membuka Konvensi IFAWPCA ( Internasional Federation of Asian and Pacific Contractors Association) ke-41 di Jakarta.
Konvensi yang akan berlangsung selama 4 hari, diikuti oleh 16 anggota dari wilayah Asia dan Pasifik Barat yang tergabung dalam organisasi federasi kontraktor besar. Adapun tema acara konvensi ini“ Infrastruktur for a Batter Future” nyakni membahas berbagai isu infrastruktur, baik secara teknis maupun financial yang akan melibatkan berbagai opsi pendaan, serta mendapatkan wawasan dari Negara-negara yang sukses atas pembangunan.
Dalam sambutannya Menteri PU menyatakan, ketersediaan layanan infrastruktur sangat penting abgi peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan manusia, termasuk penmingkatan produktivitas dan akses lapangan kerja. Kesejahteraan dan stabilisasi ekonomi makro, pertumbuhan pasar efeknya pada pasar tenaga kerja dan sebagainya.
Infrastruktur berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi antara lain melalui nilai0nilai aksebilitas pergerakan orang, barang dan jasa . Kedua hal tersebut mendukung produksi pangan dengan infrastruktur air dimana kesejahteraan dan kesehatan masyarakat melalui infrastruktur permukiman dan lingkungan.
"Harapan saya para peserta konvensi agar bertambah pengetahuan terutama kontraktor Indonesia. Jadi kontraktor kita harus meningkatkan kualitasnya. Indonesia kontraktor besar jangan sampai ketinggalan dari kontraktor negara lain agar kita jauh lebih besar," Ujar Djoko Kirmanto.
Menurut Djoko, pesan itu penting karena di 2015 akan berlaku Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Di dalam kesepakatan perjanjian MEA 2015, perdagangan baik barang maupun jasa dilakukan secara bebas tanpa intervensi dari negara manapun.
"Dunia yang sudah global kedatangan mereka (kontraktor asing) tidak bisa ditahan-tahan. Apalagi di tahun 2015 seluruh ASEAN terbuka betul. Jadi kontraktor kita harus meningkatkan kualitasnya," imbuhnya.
Meskipun demikian, Djoko mengakui, bila ada beberapa kontraktor Indonesia yang sudah mendunia dan dikenal cukup baik. Ia memberikan contoh perusahaan kontruksi pelat merah seperti PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT Hutama Karya (HK). "Dari kemampuan konstruksi kita ini seperti WIKA dan HK sudah seimbang (dengan kontraktor asing). Tetapi mereka jangan merasa pintar sendiri karena kemampuan mereka dan kita di sini beda. Itu perlu kita ada proses tukar menukar pengalaman," jelas Djoko.(jons)
Sumber : pu.go.id