Pelatihan Pengamat Pos Hidrologi
Data Hidrologi adalah data yang menjadi dasar dari perencanaan kegiatan pengelolaan SDA di wilayah sungai. Karena itu, data hidrologi perlu dikelola dalam suatu sistem hidrologi agar tersedia informasi sumber daya air yang akurat, benar dan tepat waktu bagi semua pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu personil yang bekerja juga harus mempunyai pengetahuan dan kemampuan mengoperasikan peralatan pos hidrologi.
Pengamat Pos Hidrologi merupakan Garda terdepan dalam pengumpulan data di berbagai daerah Provinsi Aceh, pengumpulan data secara manual sangat membantu untuk mencari dan memvalidasi data, baik data curah hujan, data klimatologi dan data Tinggi Muka Air. Guna menjamin kebenaran dan keakuratan pencatatan data di lapangan, PPK PSDA Balai Wilayah Sungai Sumatera 1 melalui Unit Hidrologi dan Kualitas Air mengadakan kegiatan Pelatihan Pengamat Pos Hidrologi (AWLR) dan Pelatihan Pengamat Pos Hidrologi (ARR dan Klimatologi) tahun 2019 dengan tema "Antisipasi Bencana Banjir dan Kekeringan Terkait Pemantauan Hidrologi di Lingkungan Balai Wilayah Sungai Sumatera 1".
Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 23 sampai 25 April 2019 bertempat di Hotel Bayu Hill Takengon kabupaten Aceh Tengah ini dihadiri oleh PPK PSDA BWSS1, Ibuk Ir. Cut Ismaita, MP selaku perwakilan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aceh, Kepala Seksi Evaluasi DASHL Bapak Udin Samudin, S. Hut, M.Si, serta 23 peserta yang merupakan Pengamat Pos Duga Air.
Sejauh ini Balai Wilayah Sungai Sumatera 1 memiliki 51 Pos yang tersebar di seluruh Aceh, yang terbagi dari 23 Pos Duga Air, 21 Pos Curah Hujan, dan 7 Pos Klimatologi.
Status Mutu Air Sungai di Provinsi Aceh
Dalam paparan yang di sampaikan oleh Ibuk Ir. Cut Ismaita, MP mengenai Status Mutu Air Sungai di Provinsi Aceh bahwa air mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan di dunia, baik tumbuhan, hewan maupun manusia. Sumber air dapat diperoleh dari mata air, air laut, danau dan air sungai, tetapi hanya 3% saja dari sumber tersebut yang bisa di konsumsi oleh manusia karena terjadinya pencemaran yang disebabkan oleh berbagai aktivitas manusia.
Penurunan kualitas lingkungan terjadi disebabkan oleh faktor rendahnya apresiasi dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan, sarana pengelolaan limbah dan sampah yang kurang memadai. Untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan oleh berbagai kegiatan baik industri maupun aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan. Selain itu juga melakukan upaya-upaya perlindungan, pemeliharaan dan rehabilitasi kawasan sumber air yang melibatkan seluruh elemen masyarakat di Provinsi Aceh.
https://www.facebook.com/pg/sisda.aceh/photos/?tab=album&album_id=2777773499027884