Pembangunan Embung Lambadeuk
Latar Belakang
Embung Lambadeuk merupakan tipe bangunan utama untuk menampung kelebihan air dimusim hujan dan digunakan nantinya pada musim kering yang diterapkan pada daerah dengan kemampuan sumber airnya kecil. Pemanfaatannya sebagai penyediaan air baku untuk kebutuhan irigasi, air minum dan kebutuhan rumah tangga lainnya.
Pada tahun 2004 di Provinsi Aceh terjadi gempa dan tsunami. Desa Lamguron, Lambadeuk, Lambaro dan Lampageu yang terletak dipinggiran pantai Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar merupakan salah satu daerah yang terkena secara menyeluruh dari gempa dan tsunami. Kondisi ini menyebabkan daerah tersebut semakin sulit untuk mendapatkan ketersediaan air tawar untuk salinitas tambak dan air bersih untuk kebutuhan rumah tangga.
Maksud dan Tujuan
Maksud dari pembangunan ini adalah untuk menyediakan air baku untuk kebutuhan masyarakat Kecamatan Peukan Bada terutama desa Lampageu, Lamguron, Lambaro dan Lambadeuk dengan membuat satu bangunan penampung air atau juga disebut embung, dalam hal ini adalah pembangunan Embung Lambadeuk beserta bangunan pelengkapnya yang bertujuan untuk memberikan pelayanan kebutuhan air untuk keperluan air minum, mandi, cuci dan salinitas tambak yang dapat terjamin sepanjang tahun dengan sumber air yang tersedia dan diharapkan nantinya tingkat kualitas hidup masyarakat sekitar embung dapat menjadi lebih baik.
Lokasi Pekerjaan
- Alur Sungai: Lambadeuk
- Desa: Lambadeuk
- Kecamatan: Peukan Bada
- Kabupaten: Aceh Besar
- Luas DAS: 2,72 km2
- Letak Geografis: 05˚32’44” LU 95˚14’15” BT - 05˚32’44” LU 95˚14’15” BT
- Topografi: Terletak pada ketinggian ± 7 m DPL dengan daerah berbukit-bukit dan kemiringan medan > 15%
- Provinsi: Aceh
- Jarak Tempuh: ± 15 km dari kota Banda Aceh dengan jarak tempuh ± ½ jam dari kota Banda Aceh
Kehidupan Masyarakat
Masyarakat sekitar embung berprofesi sebagai nelayan, dimana sebelum tsunami sebagian lainnya juga berprofesi sebagai petani padi dan palawija serta petani tambak.
Lahan yang dijadikan lokasi embung dan genangan merupakan hutan ringan dan semak belukar dan sebagian kecil lainnya adalah padang rumput.
Kesesuaian Lokasi
- Lokasi embung sangat strategis, terletak pada cekungan sehingga memungkinkan untuk memperoleh kapasitas tampungan yang cukup.
- Material batu, tanah dan lainnya cukup tersedia disekitar lokasi pekerjaan yang akan digunakan sebagai bahan timbunan.
- Untuk mencapai lokasi embung tersedia jalan masuk yang memadai dan dalam kondisi baik.
Perencanaan Awal
Pada tahun 2001 dengan sumber dana APBN sebesar Rp. 176.540.000 telah dilakukan Studi Investigasi dan Desain (SID) Embung Lambadeuk yang dilakukan oleh konsultan CV. Archieforum Engineering Consultant, namun pelaksanaan fisik sampai dengan tahun 2004 pada saat terjadinya gempa dan tsunami belum dilakukan.
Pemantapan Desain
Pada saat terjadi tsunami pada bulan desember 2004, lokasi rencana embung terkena langsung oleh tsunami. Mengingat embung merupakan bangunan berisiko tinggi terhadap keselamatan penduduk dihilirnya apabila terjadi kegagalan bangunan, pada tahun anggaran 2007 dilakukan Pemantapan Desain Embung Lambadeuk yang dilaksanakan oleh PT. Global Parasindo dan PT Puri Kencana Indah (KSO), melalui kegiatan Pengembangan Air Baku Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera – I Prov. NAD dengan sumber dana APBN Sebesar Rp. 600.055.000 dengan nomor Kontrak KU.08.08/PAB/419/ tanggal 6 Juli 2007.
Site Embung | |
Volume Tampungan : | 150.000 m3 |
Manfaat Air Baku : | 1.550 jiwa |
Irigasi : | 36 Ha |
(jika hanya dipakai untu air baku) : | 24.650 jiwa |
Tinggi Embung : | 11 m |
Volume timbunan : | 91.000 m3 |
Luas genangan : | 6 Ha |
Galian : | 50.000 m3 |
Kebutuhan Air | |
- Air Bersih | |
Jumlah Penduduk tahun 2025 : | 1.550 jiwa |
Kebutuhan 60/lt/jiwa/hari : | 93 m3/hari |
(desa Lam guron, Lam pageu, Lambaro, Lambadeuk) | |
15 desa lainnya : | |
Jumlah penduduk tahun 2025 : | 14.250 jiwa |
Kebutuhan 78/lt/jiwa/hari : | 1.111 m3/hari |
- Air Tanaman | 14.250 jiwa |
- Sedimen | 1.010 m3/tahun |
Umur Embung | 50 tahun |
Volume Sedimen | 11.167 m3 (tampungan mati / dead storage) |
Type Embung | Zonal dengan inti tegak dan urugan |
Tinggi Embung : | + 14,20m |
Dasar cut off : | + 6,50 |
Elevasi dasar embung : | + 8,00 |
Elevasi tampungan mati : | + 11,20 |
Elevasi pelimpah : | + 17,80 |
Elevasi debit Banjir : | + 19,544 |
Tinggi jagaan : | 3,50 m |
Top embung : | + 21,30 |
Tinggi Embung : | 14,80m |
Panjang Embung : | 166,35 m |
Lebar puncak : | 4,00 m |
Kemiringan lereng udik : | 1 : 3 |
Kemiringan lereng hilir : | 1 : 2,5 |
Bangunan Pelimpah (Spillway) | |
Type : | Over flow spillway |
Lebar : | 10 m dengan mercu ogee |
Crest Pelimpah : | + 17,80 m |
Elevasi lantai depan : | + 9,60 |
Elevasi lantai kolam olak : | + 9,60 |
Panjang saluran pengarah, transisi, peluncur : | 66,5 m |
Lebar Saluran pengarah, transisi, peluncur : | mengecil 10 ke 5 m |
Q 100 : | 51,015 m3/dt |
Q max pada pelimpah : | 48,469 m3/dt |
Kolam olak panjang 23 m, lebar 10 m, tinggi endsill 1,25 m | |
Type kolam olak : | USBR II |
Dimensi saluran di hilir kolam olak : | |
~ b = 5m | |
~ h = 2m | |
~ Kemiringan Lereng = 1 : 1,5 | |
~ I = 0,004 | |
~ V = 3,029 m/dt |
Bangunan Penyadap (intake) | |
Pipa galvanis Ø 30 cm (galvanis iron pipe) | |
Elevasi dasar intake + 11,20 dan + 12,50 | |
Panjang pipa intake 70 m | |
Q sadap 20,8 lt/dt | |
Pintu sorong (sliding gate), b = 1 h = 1 ht 10,25 dilengkapi trashrack | |
n pipa = 0,012 | |
Pintu sorong (spindle ulir), b = 1 h = 1 ht 10,25 dilengkapi trashrack | |
Jumlah pintu 2 buah |
Saluran Pembuang (Trapesium) | |
Q = 50,49 m3/dt | |
B = 8,00 m | |
H = 2,00 m | |
W = 0,50 m | |
k = 35 | |
i = 0,00315 |
Instrumentasi | |
Piezometer : | 6 buah |
Inclinometer : | 6 buah |
Patok Geser : | 6 buah |
V notch : | 1 buah |
Peil scale : | 1 buah |
Patok BM : | 2 buah |
Elektrikal (31 KW) | |
Rumah tinggal : | 10 KW |
Kantor : | 5 KW |
Gudang : | 5 KW |
Lampu Penerang : | 4 KW |
Bengkel : | 4 KW |
Lain-lain : | 3 KW |