Pengelolaan Sungai Merupakan Tanggung Jawab Bersama
Balai Wilayah Sungai Sumatera I mengadakan kegiatan sosialisasi gerakan restorasi sungai Aceh dan pembekalan komunitas peduli sungai. Acara dilangsungkan selama dua hari pada tanggal 15 dan 16 November 2017. Pada hari pertama dilaksanakan kegiatan pembekalan materi serta diskusi di hotel The Pade, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar. Inspeksi sungai dalam bentuk penyusuran sungai dari Bendung Karet di Kecamatan Ingin Jaya sampai dermaga Keudah dilakukan pada hari ke dua. Peserta yang hadir berjumlah 50 orang terdiri dari perwakilan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Aceh, Pemerintah Kota Banda Aceh, Pemerintah kabupaten Aceh Besar, Akademisi Universitas Syiah Kuala, Akademisi Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Lembaga Pemerhati Sungai dan Komunitas Peduli Sungai. Narasumber yang diundang berjumlah tiga orang yaitu dari Direktorat Bina OP Dirjen SDA kementerian PUPR, Tenaga Ahli Restorasi Sungai dari Universitas Gajah Mada dan Pemerhati Sungai Go River Institute Medan.
Ibu Yusvira Syah Putri, S.T., M.T. saat pembukaan menyampaikan bahwa kegiatan sosialisasi gerakan restorasi sungai bertujuan untuk memberikan penguatan pemahaman dan edukasi akan pentingnya potensi dan manfaat sungai serta pentingnya komunitas peduli sungai dalam rangka mengelola sungai dan mengajak masyarakat untuk merawat dan menjaga kondisi sungai. Pemerintah melalui instansi terkait secara umum telah memprogramkan upaya pelestarian sungai baik secara fisik maupun non fisik. Diharapkan setiap peserta dapat menyebarkan pelajaran yang diperoleh dan segera merencanakan tindakan restorasi sungai. Sungai merupakan salah satu ekosistem pengairan yang dipengaruhi oleh banyak faktor terutama aktifitas manusia di daerah aliran sungai. Pelestarian sungai sebagai sumber air merupakan tanggung jawab bersama sebagai konsumen dalam pemanfaatan sungai tersebut. Pada hakikatnya tidak sedikit sungai yang berada di daerah kita dikategorikan dengan kondisi yang memprihatinkan.
Bapak Dr. Ir. Agus Maryono pakar bidang restorasi sungai dalam seminarnya mengajarkan sebuah yel-yel untuk membangkitkan semangat restorasi sungai. "Air kita muliakan, sungai kita lestarikan, dari Aceh untuk Indonesia" sorak peserta. Saat ini beberapa sungai di Aceh mengalami masalah yang sangat parah sehingga banjir sering terjadi saat hujan. Penyebab utama tercemarnya sungai adalah limbah pabrik dan rumah tangga. Dalam kehidupan sungai merupakan salah satu unsur terpenting. Sungai menjadi sumber air tawar yang dimanfaatkan untuk air minum, menyuburkan tanah dan tempat hidup ikan-ikan yang merupakan asupan gizi bagi manusia. Jika restorasi sungai tidak dilakukan maka semua kenikmatan yang bisa dinikmati saat ini tidak akan dinikmati anak cucu nanti dan bencana yang terjadi akan semakin parah.
Bapak M. Darwis Nasution dari Go River Institute mengatakan "lakukan apa yang bisa dilakukan dan jadikan sungai sebagai isu yang strategis". Gerakan restorasi sungai harus dilaksanakan dengan melibatkan semua elemen masyarakat. Edukasi, konservasi dan Penyadaran adalah tiga hal yang harus dilakukan dalam restorasi sungai. Edukasi contohnya sekolah sungai, sebagai sarana menambah wawasan anak-anak tentang pentingnya sungai bagi kehidupan. Konservasi adalah tindakan langsung dalam melestarikan sungai. Penyadaran merupakan tindakan mengajak dan menasehati masyarakat untuk ikut dalam pemeliharaan sungai.
Peserta acara sosialisasi gerakan restorasi sungai Aceh dan pembekalan komunitas peduli sungai melakukan penyusuran sungai untuk mendapatkan pengetahuan secara langsung. Dalam kegiatan tersebut dapat dilihat kondisi sungai seperti bentuk sungai, kuat arus, warna air dan kebersihan air. Diharapkan setiap anggota bisa segera merencanakan tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan kualitas sungai Aceh.