Permasalahan Kelembangan dalam Pengelolaan SIH3 Harus Diatasi
Wilayah Sungai Aceh Meuredu merupakan wilayah sungai yang tergolong area strategis nasional dengan jumlah debit dan juga castment area yang sangat luas, disamping hal tersebut, siklus hidrologi yang ada di Wilayah Sungai Aceh Meruredu masih tergolong dalam keadaan baik, namun tanpa pengelolaan sistem hidrologi yang baik nantinya dapat merusak siklus hidrologi pada Wilayah Sungai Aceh Meureudu.
Sekretariat TKPSDA BWS Sumatera-1 pada tanggal 8 November 2017 mengadakan acara Sidang IV TKPSDA Wilayah Sungai Aceh Meureudu di Hotel Grand Hasan. Acara ini dihadiri oleh Kasubdit Hidrologi BWS Sumatera-1, Perwakilan BMKG dan juga Bappeda Kabupaten Pidie dan anggota TKPSDA WS Aceh Meureudu. Jumlah peserta yang hadir pada Sidang ke IV Wilayah Sungai Aceh Meuredu adalah 31 orang. Sidang ini bertujuan untuk membahas penyusunan matrik tindak lanjut dan matrik rencana aksi pengelola Sistim Informasi Hidrologi, Hidrogeologi dan Hidrometeologi (SiH3) pada Wilayah Sungai Aceh Meureudu.
Dalam sambutan sekaligus pembukaan Kepala Bappeda Kabupten Pidie Muhammad Adam ST MM memaparkan SiH3 merupakan suatu bentuk sistem pengelolaan data dan informasi publik terkait keberadaan air. Sistem pengelolaan air pada hakikatnya berdasarkan keberadaan air di bumi , yaitu air di atmosfir (hidrometeologi), air di permukaan bumi (hidrologi) dan juga air dibawah permukaan bumi (hidrogeologi).
Pentingnya Pengelolaan SiH3 didasari oleh permasalahan kelembagaan, hal ini disebabkan beberapa sektor yang terkait pengolaan data, informasi, pendanaan, stasiun atau pos dan juga peralatan yang kurang diperhatikan sehingga dalam memahami data, sering terjadi tumpang tindih dalam mempublikasikan data kepada masyarakat.
Setelah melakukan serangkaian pembahasan, TKPSDA WS Aceh Meureudu merumuskan dan merekomendasikan hal-hal yang berkaitan dengan Matrik rencana aksi pengelolaan SiH3. Dengan adanya sidang ini, diharapkan dapat memudahkan masyarakat dalam memperoleh informasi tentang SiH3 pada Wilayah Sungai Aceh Meurudu.