PLN Aceh Janjikan Maret Listrik Normal
BANDA ACEH - Pemadaman listrik bergilir sampai sekarang masih terus terjadi di Aceh. Pihak PLN menjanjikan masalah tersebut akan segera teratasi pada awal Maret nanti, dengan masuknya dua mesin berkapasitas 400 MW (Mega Watt) ke dalam sistem. Saat ini kedua mesin tersebut masih dalam pemerliharaan.
"Insya Allah, minggu kedua Bulan Maret 2014 ini listrik di Aceh bisa kami pastikan normal kembali," kata Deputy Manajer Hukum dan Humas PLN Wilayah Aceh, Said Mukarram, yang dihubungi Serambi tadi malam.
Dia menjelaskan, pemadaman terjadi karena arus listrik yang masuk ke Aceh mengalami defisit akibat dilakukannya pemeliharaan terhadap dua mesin 400 MW yang berada di Medan, pada November 2013 lalu.
Pun demikian ujarnya, PLN tetap melakukan berbagai upaya dalam mengatasi persoalan itu, yakni dengan menyewa beberapa mesin pembangkit, meski disadari, pemadaman tetap saja terjadi.
"Pengoperasional dua mesin 400 MW itu tidak bisa terus menerus dipaksakan tanpa pemeliharaan. Karena itu PLN sengaja memilih pemeliharaannya di bulan November, tidak mungkin dilakukan pada bulan puasa lalu, karena akan banyak sekali komplain dari masyarakat," ujarnya.
Said Mukarram menambahkan, perihal adanya pemeliharaan dan pemadaman bergilir tersebut juga telah diinformasikan ke masyarakat melalui pemberitaan di media massa beberapa waktu lalu.
"Bukannya PLN tidak menginformasikan setiap ada atau kapan pemadaman itu dilakukan. Melainkan posisi kita di sini hanya menerima pasokan dari Medan. Jadi, berapa defisit setiap malam tidak bisa ditentukan. Kecuali ada proses pemeliharaan Sabtu dan Minggu serta perluasan jaringan, itu baru bisa kita informasikan ke masyarakat," terang Said.
Ia berharap dari seluruh pelanggan PLN di Aceh dapat bersabar dengan kondisi pasokan di Aceh yang mengalami defisit. "Kami optimis minggu kedua di bulan Maret kembali normal. Harapan kita keberadaan dua mesin yakni PLTU di Nagan Raya dan Pangkalan yang akan direncanakan masuk sistem pada April mendatang akan lebih membantu," begitu ungkap Said Mukarram.
Sebelumnya sejumlah warga di Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh, mengeluhkan seringnya pemadaman listrik yang dilakukan PLN, terutama menjelang pelaksanaan shalat magrib. Masalahnya, setiap pemadaman tidak ada pemberitahuan dari pihak PLN.
"Tindakan PLN sudah sangat keterlaluan dan semena-mena. Mati listrik ini hampir setiap malam, terutama jelang magrib dan baru hidup kembali jam 11.00 WIB. Bukan hanya di Lamglumpang, tapi hampir semua desa di Ulee Kareng juga bernasib sama. Ini sudah sangat menganggu, terutama bagi anak-anak kami yang ingin belajar dan mengaji," keluh Imran warga Lamglumpang.
Ia menyarankan agar PLN bersikap lebih bijaksana dan adil setiap ingin memadamkan listrik. "Saya yakin di komplek yang dihuni karyawan PLN tidak mati. Seharusnya kalau di tempat warga padam, di perumahan pegawai PLN juga harus padam," kata Imran meluahkan kekesalannya saat menghubungi Serambi.
Nurdin warga Ulee Kareng juga menyayangkan sikap PLN memadamkan listrik tiba-tiba. Menurutnya pemadaman tidak hanya terjadi pada malam, melainkan siang hari. "Akibat pemadaman yang tidak terjadwal dari PLN banyak peralatan elektronik rumah tangga rusak. Kalau begitu kejadiannya, pada siapa kami harus meminta ganti rugi," ungkapnya.(mir)
Sumber : aceh.tribunnews.com