Program Fasilitasi Kegiatan Community Participatory DOISP II Pada Bendungan Keuliling
Aceh Besar (3/11) - Balai Wilayah Sungai Sumatera I (BWS Sumatera-I) menyelenggarakan kegiatan Program Fasilitasi Kegiatan Community Participatory (CP) DOISP II (Dam Operational Improvement Safety Project Phase 2) Pada Bendungan Keuliling. Beberapa kegiatan dalam program tersebut sudah dilakukan, di antaranya adalah sosialisasi tingkat kecamatan dan sosialisasi tingkat desa pada tujuh desa target. Terdapat lima desa di sekitar Bendungan Keuliling, yaitu desa Bak Sukon, Lamleuot, Keureuweung Krueng, Keureuweung Blang, dan Cot Bayu. Lalu dua desa di daerah tangkapan air yaitu Siron dan Siron Krueng. Sosialisasi ini diharapkan dapat mencapai satu tujuan yaitu pemahaman masyarakat mengenai bendungan dan waduk yang berbasis peran serta masyarakat.
Kegiatan lainnya yang sudah dilaksanakan dalam program CP DOISP II adalah telah di-revitalisasinya POKMAS POKDARWIS dan Guha Rimueng Ranger dan terbentuknya Forum Komunitas Daerah Tangkapan Air, serta telah ditandatangani MOU kesepakatan bersama antara PIU dengan ketua forum FKW dan FKDTA dimana kedua belah pihak menyepakati untuk bersama-sama berkomitmen untuk menjaga Bendungan Keuliling. Pendamping masyarakat juga telah melakukan pemetaan swadaya gampong untuk memudahkan identifikasi aset gampong dan memfasilitasi kegiatan yang berkaitan dengan pengamanan waduk.
Dalam penyelenggaraan kegiatan Program Fasilitasi Kegiatan CP DOISP II pada Bendungan Keuliling, BWS Sumatera-I mengadakan bimbingan teknis (bimtek) terkait penanaman pohon dan dilanjutkan dengan aksi tanam pohon bersama. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari pengelolaan sedimentasi dan pengamanan waduk. Jenis tanaman yang ditanam yaitu rambutan, jemblang, durian, dan nangka. Dengan adanya bimtek tersebut dapat menambah wawasan masyarakat sekitar Bendungan Keuliling dalam memelihara pohon dan bendungan.
Dalam paparan yang disampaikan oleh Narasumber dari DLHK Aceh, dijelaskan bahwa terdapat beberapa faktor penentu keberhasilan penanaman pohon, antara lain:
- Kesesuaian tempat tumbuh (jenis tanah, ketinggian tempat, Iklim/curah hujan/suhu setempat)
- Kesesuaian jenis tanaman dan musim tanam
- Kualitas bibit (sehat/tidak layu atau berpenyakit, media di polybag kompak, kecukupan tinggi)
- Teknik Penanaman (pembersihan lahan, cara pengangkutan bibit, pembuatan lubang tanam, cara menanam)
- Pemeliharaan (penyiangan, pendangiran, pemupukan)
- Gangguan Hama/Hewan Ternak (penyemprotan insektisida dan pemagaran)
- Niat
dan menyebutkan bahwa penanaman pohon ini merupakan upaya pemulihan Lahan Kritis di luar kawasan hutan untuk mengembalikan fungsi lahan, menjaga dan meningkatkan fungsi perlindungan tata air dan pencegahan bencana alam banjir, longsor, dan/atau untuk meningkatkan produktivitas lahan.