Pentingnya Melakukan Proses Lengkung Debit agar Data dapat dikendalikan serta dimanfaatkan
Data debit sungai merupakan informasi yang sangat dibutuhkan dalam pengelolaan sumber daya air baik untuk pemanfaatan maupun pengendalian. Data yang diperoleh pada pos pantau merupakan data tinggi muka air sehingga dibutuhkan lengkung debit untuk mengkonversi data tinggi muka air menjadi debit. Saat ini sebagian besar masih digunakan lengkung debit lama dengan data pengukuran terakhir pada tahun 1996. Untuk itu perlu dilakukan pengecekan kesesuaian lengkung debit mengingat kemungkinan adanya perubahan pada morfologi sungai. Unit Hidrologi dan Kualitas Air Balai Wilayah Sungai Sumatera – I terus mengupayakan updating lengkung debit dengan melakukan pengukuran debit sesaat pada pos duga air yang berada dibawah pengelolaan Balai Wilayah Sungai Sumatera – I. Pengukuran dilakukan 3 sampai 5 kali dalam setahun .
Proses pembuatan lengkung debit membutuhkan waktu yang cukup lama dan harus didukung alat yang memadai untuk mengumpulkan data. Hal ini dikarenakan untuk membuat sebuah lengkung debit dibutuhkan data pengukuran debit sesaat pada muka air rendah, sedang dan tinggi. Petugas di Unit Hidrologi dan Kualitas Air Balai Wilayah Sungai Sumatera – I sampai dengan tahun 2018 melakukan pengukuran debit dengan menggunakan current meter dan dilakukan dengan cara merawas pada tinggi muka air rendah. Bila tinggi muka air lebih dari 1 meter dilakukan dengan menggunakan perahu, tetapi hal ini juga menjadi kendala karena tidak diseluruh lokasi tersedia perahu.
Pada tinggi muka air lebih dari 3 meter tidak bisa dilakukan dengan current meter karena arus yang kuat. Idealnya harus ada alat ukur debit berupa ADCP (Acoustic Doppler Current Profiler) untuk memudahkan dalam proses pengukuran terutama untuk muka air tinggi. Tidak adanya data pengukuran pada muka air tinggi menghambat proses updating lengkung debit mengingat syarat perpanjangan lengkung debit untuk muka air tinggi harus ada data pengukuran debit sesaat pada sekurang-kurangnya 70% dari muka air tertinggi pada lokasi pos bersangkutan.
Data hasil pengukuran debit sesaat yang diperoleh pada setiap variasi ketinggian kemudian diplot pada kertas grafik, selanjutnya titik yang telah diplot akan dibuat kurva hubungan dengan menggunakan rol lengkung. Hasil korelasi antara tinggi muka air dan debit pada lengkung yang dibuat kemudian di-input ke Software NeoPerdas untuk memperoleh rumus lengkung debit. Rumus lengkung tersebut digunakan untuk mengkonversi data tinggi muka air harian yang terpantau di pos menjadi data debit harian.
Dengan tersedianya lengkung debit yang telah di-update diharapkan diperoleh data debit pantau yang sesuai dengan morfologi sungai terkini. Informasi terkait data debit bisa didapatkan melalui SiPIPO yang dapat diakses memalui http://bwssum1.net/e-ppid