Tanggul Raksasa Jokowi Masih Dipelajari Kementerian PU
Liputan6.com, Jakarta : Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta harus bersabar untuk memulai pembangunan tanggul raksasa Giant Sea Wall yang rencananya dibangun dibagian utara ibukota. Proyek kerjasama dengan pemerintah pusat ini masih harus menunggu kajian baik dari sisi infrastruktur maupun konsep penampungan air.
Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Hermanto Dardak mengatakan, pemerintah masih perlu mengetahui lebih jauh proyek yang rencananya bakal menampung air dalam satu reservoir besar tersebut.
"Kami ingin mengetahui bagaimana membangun infrastruktur di Utara Jakarta," tutur Hermanto di Jakarta, Selasa (18/2/2014).
Tanggul raksasa Jokowi memang direncanakan untuk menampung air dalam satu reservoir yang nantinya diubah menjadi sumber air baku. Dengan fungsinya itu, pemerintah mengaku perlu menggelar studi potensi penurunan tanah yang bisa ditekan untuk sumber air baku di Jakarta.
Tak hanya dari sisi proyek, pemerintah juga berencana untuk membangun akses jalan di utara Jakarta.
Sebelumnya, pembangunan proyek tanggul raksasa di bagian utara Jakarta rencananya akan mulai direalisasikan pada 2014. Proyek ini diperkirakan akan menghabiskan dana sebesar US$ 54 miliar atau sekitar Rp 600 triliun.
Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian PPN/Bappenas Dedy S Priatna menjelaskan, dana tersebut antara lain digunakan untuk pembangunan tanggul A sebesar Rp 17 triliun, tanggul B sebesar US$ 6,5 miliar, tanggul C atau tanggul timur Rp 20 triliun.
Selain itu untuk biaya reklamasi Rp 220 triliun, transportasi seperti kereta dan jalan tol sebesar Rp120 triliun, dan sanitasi Rp 144 triliun. "Dana ini bisa hampir 100% berasal dari swasta," ujarnya.
Rencananya, proyek ini akan dilaksanakan menjadi dua tahap. Pada tahap pertama dimulai dari Tanggul A dan Tanggul B yang akan dilaksanakan pada 2014 sampai 2017. Sedangkan untuk tahap kedua akan dilakukan Tanggul C atau Tanggul Timur dapat dikerjakan mulai 2018 sampai 2025.(Fik/Shd)